Petani Maros Terancam Gagal Panen karena Ratusan Hektar Sawah Terendam Banjir

Pemkab Maros

Banjir kembali melanda Kabupaten Maros dua hari ini. Selain pemukiman warga, ratusan hektar sawah juga ikut tergenang di sejumlah wilayah Maros, akibatnya petani terancam gagal panen.

Ada beberapa daerah sangat terdampak, seperti di Kecamatan Simbang, Bantimurung, Lau dan Maros Baru.

Padi yang ditanam pada Januari 2021 lalu, sudah bersiap dipanen. Namun curah hujan ekstrem dan luapan air sungai membuat padi terendam dan terancam gagal panen.

Seorang petani Arif, warga Dusun Rumbia Desa Tanete Kecamatan Simbang, mengatakan, ada ratusan hektar di wilayahnya yang terendam.

“Padi yang terendam itu umurnya kurang lebih tiga bulan dengan kondisi buah yang sudah keluar dan apabila terendam akan membusuk,” katanya, Kamis 11 Maret 2021.

Petani lain, Mahmud dari Dusun Lekoala Desa Borikamase Kecamatan Maros Baru, mengaku pasrah dan menunggu air surut untuk kembali turun ke sawah.

Namun, dirinya tidak lagi punya modal untuk membeli bibit dan kebutuhan lainnya kalau padinya membusuk.

Kerugian petani berdasarkan hasil hitungan mulai persiapan tanam meliputi proses pembajakan, pembibitan, biaya tanam, pestisida dan bahkan pemupukan yang sudah dua kali dilakukan.

Kabid Padi dan Palawija Dinas Pertanian Maros, Hamril mengaku telah melakukan pemantauan dilokasi terdampak banjir.

Pihaknya juga sementara melakukan proses pemetaan dan pendataan terhadap sawah-sawah petani yang padinya rusak.

“Kita akan melakukan pemantauan di tempat-tempat terdampak banjir bersama dengan kepala dinas. Kita akan melihat sepekan kedepan, kalau air sudah surut kita lihat padi yang mati dan masih bertahan atau puli. Kemudian dilakukan pendataan kembali pada lahan yang padinya mati,” ujarnya.

Pihaknya akan berupaya mencarikan solusi petani yang merugi dengan melakukan koordinasi kepada pihak-pihak terkait.

“Kita akan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat terkait bantuan untuk masalah petani ini,” tambahnya. (*)